Pages

Sunday, November 29, 2009

Komunikasi non-verbal

Komunikasi non-verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, komunikasi ini menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, intonasi nada (tinggi-rendahnya nada), kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan-sentuhan. Salah satu cara mendefinisikan komunikasi non verbal adalah berdasarkan kategori sebagai berikut:
a. Proksemik
Proksemik merupakan penyampaikan pesan-pesan melalui pengaturan jarak dan ruang. Manusia mempunyai wilayah-wilayah atau zona dalam berkomunikasi, wilayah juga berarti daerah atau ruang yang rang klaim sebagai miliknya, yang seolah-olah merupakan perluasan dari tubuhnya, jarak wilayah itu sebagai berikut:
Zona intim, adalah zona yang dapat melakukan kontak fisik, dari jarak semua zona hanya zona inilah yang terpenting karena pada zona ini orang menjaganya seolah-olah zona ini milik pribadi. Hanya orang dekat secara emosional yang dapat memasukinya seperti kekasih, orang tua, suami-istri, anak-anak, kerabat dan sanak saudara. Umumnya berjarak 15-46 cm(bersentuhan-18 inch)
Zona pribadi, jarak ini dilakukan seperti pada saat kita dipesta-pesta, acara kantor dan lain sebagainya. Umumnya berjarak 46cm-1.2 m(18 inch-4ft)
Zona sosial, zona ini berlaku pada orang yang belum dikenal secara baik atau bahkan asing, seperti pada saat ditoko yang berbicara dengan pelayan toko. umumnya berjarak 1.2-3.6 m(4ft-12ft)
Zona umum, zona ini berlaku pada saat kita berbicara dengan sekelompok orang yang banyak seperti pidato. umumnya berjarak > 3.8 m(> 12 ft)
Semua zona itu dapat berubah-ubah tergantung dari keadaan, nilai, kepercayaan, budaya dan lain sebagainya. Dalam Agama Islam yang menjadi agama mayoritas di Indonesia, antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram (memiliki hubungan keluarga) diwajibkan menjaga jarak satu sama lain saat berkomunikasi dan biasanya tetap dalam jarak zona sosial 1.2-3.6 m bahkan ada syarat lain yaitu tidak boleh saling memandang dan harus ditemani orang lain.
b. Kinesik
Kinesik merupakan penyampaikan pesan-pesan yang menggunakan gerakan-gerakan tubuh yang berarti yang meliputi mimik wajah, mata (lirikan-lirikan), gerakan-gerakan tangan dan yang terakhir keseluruhan anggota badan (tegap, lemah gemulai dan sebagainya).
Dalam budaya jawa komunikasi non verbal sangat kental dilakukan terutama untuk menghormati orang, atau orang yang lebih tua, semisal gerakan komunikasi yang dilakukan antara atasan dan bawahan atau abdi di mana bawahan atau abdi cenderung untuk menunduk dan merunduk untuk menunjukkan bahwa posisinya tidak lebih tinggi dari tuannya yang diajak bicara.
c. Khronemik
Khronemik adalah srudi mengenai penggunaan kita akan konteks waktu. Ide mengenai kelinearan waktu telah diterima secara luas oleh masyarakat manapun bahkan agama manapun, hal ini kemudian melahirkan beberapa istilah sepertti masa lalu, saat ini dan masa depan yang merupakan suatu urutan yang tidak dapat dibalik.
Bagaimana kita menggunakan waktu sangat tergantung pada budaya, semisal dalam budaya Indonesia pada umumnya masih sangat jarang istilah on time benar-benar dijalankan dengan baik, semisal acara rapat dalam organisasi apapun memiliki kecenderungan untuk terlambat dari 10 menit sampai 1 jam.
d. Paralinguistik
Paralinguistik adalah pesan non-verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkannya dengan kata lain tinggi rendahnya intonasi cara pengucapannya. Satu pesan verbal yang sama dengan menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.
Elemen-elemen komunikasi paralinguistik adalah sebagai berikut:
- Karakter vokal, seperti tertawa dan terisak
- Kualifikasi vokal seperti intensitas keras lemah, dan tinggi rendah
- Pemisahan vokal seperti uh, um, dan uhuh
Di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari orang tua seringkali berkomunikasi dengan anaknya dengan nada tinggi bahkan cenderung menghardik, hal ini seringkali menjadi hambatan dalam komunikasi orang tua dan anak sehingga orang tua tidak mengerti permasalahan yang dihadapi anaknya. Di Indonesia sendiri memang dibudayakan bahwa komunikasi orang tua dan anak cenderung satu arah.
e. Diam
Diam juga seringkali digunakan dalam komunikasi. Diam bisa diartikan bermacam-macam semilsal persetujuan, sikap apatis, tahu, bingung, kontemplasi, ketidak setujuan, dan arti-arti lainnya.
Penggunaan diam dalam komunikasi masyarakat kita telah secara luas diterima semisal dalam komunikasi atasan dengan bawahan, seringkali bawahan lebih banyak melakukan komunikasi diam sedangkan atasan banyak menyampaikan pesan sehingga sikap diam bawahan dapat diartikan kepatuhan, dan persetujuan.
f. Haptik
Haptik adalah studi mengenai penggunaan sentuhan dalam komunikasi. Sekali lagi penggunaan sentuhan dalam komunikasi sangat berbeda pada setiap kebudayaan, antara Barat dan Timur sangat berbeda dalam memandang penggunaan sentuhan.
Sentuhan dalam komunikasi di Indonesia masih relatif jarang dipakai khususnya di daerah yang masih memegang adat-istiadat ketimuran di mana sentuhan antara laki-laki dan perempuan tidak diperbolehkan karena akan menjurus pada persepsi yang negatif pada pada komunikan. Si perempuan akan diangap sebagai perempuan murahan sedangkan laki-laki dapat dianggap sebagai penggoda.
g. Cara Berpakaian dan penampilan fisik
Umumnya pakaian digunakan untuk menyampaikan identitas komunikator, menyampaikan identitas berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana prilaku kita dan bagaimana sepatutnya orang lain memperlakukan kita.
Di Indonesia ketika seorang perempuan berpakaian minim seringkali dianggap sebagai cewek murahan, walaupun hal ini umumnya terjadi pada masyarakat pinggiran. Hal ini jelas akan menghambat komunikasi yang terjadi.
Contoh lain dalam budaya jawa pakaian priyayi berupa beskap sedangkan pakaian para abdi biasanya berupa pakaian surjan. Hal ini kemudian berimbas pada komunikasi yang terjadi antar golongan dan akan lebih menjadi sebuah hambatan daripada faktor pendorong.
h. Olefatik
Studi komunikasi melalui indra penciuman disebut sebagai olefatik. Bau masih merupakan suatu hal yang sangat susah dimengerti dalam komunikasi. Bau-bauan telah digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar atau tidak. Sebagai contoh bila seseorang sedang dalam keadaan tegang maka akan mengeluarkan keringat yang yang mempunyai bau yang khas.
Contoh sehari-hari penggunaan bau dalam komunikasi adalah bau-bauan yang digunakan oleh PSK yang terkesan berlebihan. Penggunaan bau berlebihan ini seringkali dimaksudkan untuk mengundang calon pelanggan mereka untuk memanfaatkan jasanya.
i. Okulestik
Okulestik adalah studi komunikasi yang disampaikan melalui pandangan mata. Sebenarnya tidak banyak studi mengenai okulestik namun dapat dicontohkan dalam berbagai budaya bahwa pandangan menggoda wanita disiratkan melalui lirikan-lirikan mata dan kerlingan.
Dalam budaya timur khususnya agama Islam kontak mata langsung antara laki-laki dan perempuan tidak diperbolehkan. Hal ini biasnya juga disertai pelarangan dalam jarak dan sentuhan.